Berani Hadapi Stres, Yuk!

Melalui artikel ini, saya ingin mengajak Anda untuk mengubah pandangan dan sikap kita saat menghadapi stres. Sederhananya, saya mengajak Anda untuk memberi makna baru pada “stres”, sehingga stres bukan lagi suatu hambatan.

Sumber gambar: tinybuddha.com

Kita tahu, stres telah menjadi bagian hidup yang sulit untuk dielakkan. Kupriyanov dan Zhdanov, dua orang peneliti asal Rusia menyatakan bahwa stres yang ada saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modern. Semua orang dari berbagai usia, pekerjaan, maupun berbagai latar belakang pasti pernah mengalaminya.

Dilansir dari BBC Science, setiap orang sebenarnya membutuhkan stres dalam jumlah yang cukup agar dapat menjalani hidup dengan baik. Inilah yang membuat kita bangun tidur setiap pagi dan memotivasi kita bekerja sepanjang hari. Namun begitu, stres menjadi problematik ketika stres tersebut terlalu banyak atau terlalu sedikit. Stres bisa berdampak pada perasaan, pikiran, perilaku kita, dan bagaimana tubuh kita bekerja, karena pikiran dan tubuh kita terus-menerus berinteraksi.

Sumber gambar: empoweringevents.com.au

Kali ini, saya akan membahas cara menghadapi stres jika stres tersebut terlalu banyak dan dikhawatirkan bisa mengancam kesehatan fisik dan psikologis.

Cara Menghadapi Stres

Pertama, ini berkaitan dengan cara pandang kita tentang stres itu sendiri. Seorang psikolog bernama Kelly McGonigal dalam bukunya yang berjudul The Upside of Stress, menuturkan:

“Cara terbaik menangani stres bukan dengan mengurangi atau menjauhinya, tetapi dengan cara memikirkan ulang (rethink) tentang stres yang terjadi dan menerimanya. Dengan memikirkan ulang dan menerima stres tersebut, kita bisa mengubah dampak yang mungkin timbul, mulai dari dampak pada kesehatan fisik dan emosional, hingga akhirnya bisa mendatangkan rasa puas terhadap pekerjaan dan rasa optimis dalam melihat masa depan.”

Steven C. Hayes, seorang profesor di bidang psikologi menjabarkan pemikirannya tentang bagaimana menyikapi stres, melalui 4 poin berikut ini:

1. Mengakui Stres

Kita perlu mengenali stres yang kita alami. Terlalu sering kita terjebak dalam pengalaman kita sendiri dan bahkan tidak menyadari kapan itu terjadi. Maka, perhatikanlah kapan biasanya stres muncul dan akui jika memang kita sedang mengalaminya.

2. Menerima Stres

Selanjutnya, ini adalah bagian yang sulit, biarkan diri kita merasakan stres. Jangan khawatir, ini tidak seperti yang kita takutkan.

Di mana kita bisa merasakan stres itu? Apa yang terjadi pada tubuh kita saat stres melanda?

Menerima stres berarti kita sedang menyiapkan proses untuk “memahami intinya”.

Mengapa kita sebaiknya menerima stres? Coba bayangkan, jika ada orang mengajak kita bicara, kita akan mendengarkannya kan? Kita tidak akan menutup telinga dan berlari menjauhinya kan? Maka, seperti itu juga saat kita menemui stres.

Sumber gambar: bbc.com

3. Temukan Hal Penting dalam Stres

Hal penting apa yang mendorong stres kita muncul? Mungkin kita sedang memikirkan keuangan keluarga, atau kita tertekan karena harus menyelesaikan kuliah dengan baik?

Ketika kita menyadari adanya poin penting yang mendorong terjadinya stres, maka kita akan fokus pada poin penting tersebut.  Dan itu bagus.

4. Membalikkan Penderitaan Menjadi Kualitas Positif

Lihatlah reaksi kita, apakah ada impuls negatif yang bersembunyi di baliknya? Apakah ada perasaan bersalah? Jika ada, balikkan impuls negatif itu menjadi positif.

Berhentilah menindas diri sendiri! Sebaliknya, jadikan stres menjadi semangat untuk melahirkan kualitas positif dari diri kita, dan wujudkan menjadi tindakan-tindakan yang positif juga.

Saat kita memikirkan keuangan keluarga, itu karena kita mencintai keluarga kita. Cinta adalah sesuatu yang harus ditekankan dalam hidup, tetapi bukan untuk menjadikan kita tertekan. Kita hanya berada dalam sebuah permainan yang menantang, di mana kita mendapatkan tugas yang luar biasa, meskipun sulit, tapi kita telah berjuang melakukan yang terbaik sebagai pencari nafkah.

Demikian pula saat kita berupaya menyelesaikan kuliah dengan baik. Kita akan belajar dan berusaha mengerjakan tugas-tugas dengan sebaik mungkin untuk menghindari kegagalan dan memperoleh nilai yang baik. Itu sesuatu yang bagus, bukan? Hidup kita “menekankan” kepada kita betapa pentingnya belajar, dan itu mendorong kita untuk melakukannya dengan sepenuh hati.

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa ketika kita menghadapi tantangan hidup, kita dapat menemukan makna dan tujuan positif yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, pengalaman stres tersebut dapat kita ubah dari yang semula sebuah beban dan membuat kita ingin menghindarinya, menjadi sebuah jalan terang bagi pertumbuhan diri kita.

Sumber gambar: popsugar.com

Stres sebenarnya adalah tanda bahwa hidup sedang mengajak kita untuk terhubung dengan sesuatu yang lebih besar daripada diri kita saat ini.

Sewaktu kita merasa tertekan, ingatlah, daripada kita memandangnya sebagai hambatan, lebih baik jadikan itu bukti bahwa kita sedang bertumbuh menjadi manusia yang lebih hebat dan siap menerima “sesuatu” yang lebih gemilang lagi setelahnya.

Salam hangat,

Bintang Stania.