Keuntungan Kerja Remote yang Menggiurkan

Bekerja sambil memakai piyama di rumah, atau sambil makan kudapan dalam toples, atau duduk menghadap taman bunga yang indah, itu bukanlah suatu hal yang mustahil. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk dapat lebih fokus dan lebih bahagia saat bekerja. Dengan kerja remote, kita bisa mengatur sendiri lingkungan seperti apa yang bisa membuat kita lebih nyaman dalam menyelesaikan pekerjaan. Anda dapat membaca tulisan saya sebelumnya mengenai kerja remote di sini.

Tentu saja kerja remote dapat dilakukan dengan lancar dengan dukungan teknologi, misalnya alat komunikasi, keamanan penyimpanan data, dan cadangan data untuk mencegah hilangnya berkas-berkas yang penting.

Kerja remote pun memiliki beberapa keuntungan, baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Keuntungan tersebut di antaranya:

Lebih Sehat

Sumber foto: ordyten.com

Studi dari Staples menunjukkan bahwa para karyawan yang bekerja dari rumah mengalami penurunan stres sebanyak 25%, bahkan 73% mengatakan mereka makan dengan lebih sehat jika bekerja dari rumah. Begitu pula studi dari PGi, sebuah layanan perangkat lunak terkemuka, memperlihatkan 82% karyawan mengaku stres mereka berkurang ketika bekerja dari rumah dan 80% menunjukkan peningkatan semangat kerja.

Lebih Produktif

Berdasarkan data dari SurePayroll, dari 2060 responden berusia di atas 18 tahun, 86% responden mengatakan mereka sangat produktif jika bekerja sendirian, dibandingkan jika bekerja dari kantor. Beberapa hal yang membuat mereka kurang produktif di kantor adalah rekan kerja yang berisik, rekan kerja yang mengajak ngobrol sehingga mengganggu kerja mereka, gosip yang datang silih berganti, dan lain sebagainya.

Penelitian yang dilakukan oleh The Canada Life Group pun menunjukkan pekerja remote menilai produktivitas mereka sebesar 7,7/10. Sementara itu, nilai produktivitas mereka saat bekerja dari kantor hanya sebesar 6.5/10.

Begitu pula hasil survey FlexJobs’ 6th Annual Super Survey tahun 2017, dari 5.551 responden di Amerika, terdapat 66% responden yang merasa lebih produktif jika bekerja remote.

Pengeluaran Berkurang

Sumber gambar: topfunny.ga

  • Bagi perusahaan

Dengan menerapkan kerja remote membuat biaya operasional perusahaan berkurang. Majalah Forbes memberi contoh dua perusahaan besar Amerika, yaitu Aetna dan American Express.

Aetna, sebuah grup penyedia perawatan kesehatan terbesar di Amerika mengemukakan, dari 35.000 karyawan, sebanyak 14.500 tidak memiliki meja kerja di kantor, mereka bekerja secara remote, sementara itu 2.000 karyawan bekerja dari rumah beberapa hari dalam sepekan, sehingga perusahaan dapat menghemat pengeluaran untuk real estate sekitar $78 juta dolar per tahun.

American Express, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang layanan global, melalui program BlueWork-nya juga telah menghemat biaya untuk real estate antara $10 – $15 juta dolar setiap tahun.

Sumber gambar: blog.fundinggates.com

  • Bagi karyawan

Mengurangi biaya transportasi. Dengan bekerja dari rumah, ongkos untuk transportasi berkurang, bisa menghemat bahan bakar kendaraan pribadi, dan menghemat biaya perbaikan kendaraan.

Selain itu, bekerja dari rumah bisa mengurangi biaya laundry dan dry cleaning, karena Anda tidak terlalu sering menggunakan pakaian-pakaian formal yang biasa Anda gunakan ke kantor.

Mengurangi biaya untuk makan. Ketika Anda bekerja dari kantor, Anda terbiasa membeli makanan yang sudah jadi. Namun, jika Anda bekerja dari rumah, Anda bisa memasak sendiri makanan Anda dan bisa lebih sehat.

Dampak Positif Bagi Lingkungan

Mengurangi polusi udara dan penggunaan bahan bakar fosil. Sebuah studi pada tahun 2013 mengungkapkan, adanya kontribusi dari para pekerja remote dalam mengurangi konsumsi bahan bakar tahunan di Amerika, yaitu sebanyak 680 juta galon atau sekitar 0,5% dari konsumsi bensin secara nasional.

Mengurangi penggunaan kertas. Dengan bekerja remote juga akan mengurangi jumlah kertas yang harus dicetak.

Akses Mendapatkan Talenta Global

Mempekerjakan pekerja remote tidak mengenal batas negara dan mendobrak batas area geografis. Perusahaan bisa mendapatkan talenta-talenta yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan walaupun orang tersebut tinggal di kota yang jauh atau di negara yang berbeda dengan perusahaan yang mempekerjakannya.

Orang Berusia Lanjut Tetap Bisa Bekerja

Sumber foto: nursingtimes.net

Menurut hasil survey AARP terhadap responden berusia di atas 65 tahun, sebesar 74% responden ingin jadwal kerja yang fleksibel dan 34% ingin bekerja dari rumah.

FlexJobs Super Survey tahun 2017 dengan 2.163 orang responden berusia di atas 50 tahun menunjukkan, hampir 70% responden telah bekerja secara remote. Sebanyak 83% responden tidak khawatir bekerja remote dapat mengancam prospek karir mereka di masa depan dan sebanyak 92% responden percaya bahwa bekerja remote membuat mereka menjadi orang tua dan karyawan yang baik. Begitu pun soal produktivitas, para responden berusia di atas 50 tahun itu pun merasa lebih produktif dengan bekerja remote seperti ini.

Dalam beberapa kasus juga terdapat orang berusia lanjut yang ingin menghabiskan masa tuanya di kota lain. Kerja remote bisa menjadi pilihan karena letak geografis tidak akan menjadi hambatan selama terhubung dengan internet dan telepon.

Mengurangi Pergantian Karyawan

Ketika ada karyawan yang mengundurkan diri, pensiun, atau dipecat, maka perusahaan akan mengadakan proses rekrutmen untuk mendapatkan karyawan baru. Namun, proses rekrutmen tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar. Menurut studi kasus yang ditulis dalam 11 makalah penelitian, untuk melakukan rekrutmen karyawan baru, membutuhkan biaya kurang lebih sebesar 20% dari gaji per tahun yang diterima oleh karyawan sebelumnya. Belum lagi jika perusahaan harus memberikan pelatihan dan tambahan pendidikan bagi karyawan barunya, perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak biaya lagi.

Studi yang dilakukan oleh Stanford University di Ctrip, sebuah agensi perjalanan China  yang tercatat di NASDAQ dengan 16.000 orang karyawan, menunjukkan bahwa dengan mempekerjakan karyawan secara remote terjadi penurunan pengurangan karyawan sebesar 50% dibandingkan sebelum menerapkan kerja remote.

Bisa Bekerja Saat Sakit

Menurut SurePayroll, karyawan yang bekerja secara remote tetap bekerja meskipun sedang sakit dan tidak akan menularkan penyakitnya pada karyawan lain. Mereka yang mengalami sakit parah atau sehabis dioperasi juga lebih cepat kembali bekerja jika bekerja secara remote.

Hasil penelitian oleh The Canada Life Group menunjukkan karyawan yang bekerja remote rata-rata mengajukan izin sakit selama 1,8 hari dalam setahun. Sementara itu, karyawan yang bekerja dari kantor rata-rata mengajukan izin sakit selama 3,1 hari dalam setahun.

Hubungan yang Lebih Baik dengan Keluarga dan Tetangga

Sumber foto: s-i.huffpost.com

Studi dari Staples Advantage memperlihatkan bahwa 80% pekerja remote memiliki hidup yang lebih seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Orang-orang yang bekerja secara remote, tidak perlu menghabiskan waktu dalam kemacetan di jalan raya terutama saat jam-jam sibuk, lalu pulang ke rumah dalam keadaan lelah. Mereka bisa lebih fleksibel mengatur waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan bertemu dengan para tetangga. Suatu hal yang bermanfaat, bukan?

 

Salam,

Bintang Stania.